Kamis, 02 Agustus 2012
Kamis, 19 Juli 2012
RANCANGAN MANAJEMEN KELAS DI SEKOLAH DASAR
I.
DESKRIPSI
Pelaksanaan
manajemen kelas di SD adalah merupakan usaha penciptaan kondisi belajar yang
menyenangkan, supaya murid betah untuk mengikuti peroses pembelajaran.
Manajemen kelas dan pembelajaran adalah dua hal yang tidak terpisahakan dalam
pelaksanaannya yang saling menunjang antara satu dengan yang lain, pelaksanaan
pengajaran yang tidak ditunjang dengan manajemen kelas maka pelaksanaan
pembelajaran sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Kondisi kelas di SD pada umumnya
gaduh sehingga sulit untuk memulai pembelajaran karena, pembelajaran dapat
dimulai ketika kondisi kelas tenang, sehingga guru harus memilki kemampuan
untuk memanajemeni kelasnya dengan baik dan benar, untuk terciptanya kondisi
kelas yang kondusif, untuk itu ada beberapa hal yang harus dicermati guru dalam
melaksanakan manajemen kelas di SD antara lain :1) menjalin hubungan yang
harmonis dengan murid, 2) memahami kerakteristik peserta didik, 3) melaksanakan
aturan dan disiplin kelas dengan konsekwen sebagai kewajiban bersama, 4)
menjalankan kepemimpinan yang berbasis edukatif, 5) meningkatkan pelaksanaan
mutu pengajaran.
II.
TUJUAN
Setelah
mempelajari materi ini maka mahasiswa, calon guru dan guru dapat memahami
pelaksanaan manajemen kelas di SD dengan baik dan benar, dengan mencermati
berbagai hal yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya selaku tenaga
pengajar di SD
III.
URAIAN MATERI
Pelaksanaan manajemen kelas di Sekolah Dasar
memerlukan keterampilan khusus dari guru-guru, manajemen kelas adalah kegiatan
yang sangat berhubungan dengan masalah pengajaran, semakin mantap pelaksanaan
manajemen kelas oleh guru maka semakin mantap pelaksanaan peroses
pembelajarannya. Tugas guru bukan hanya mengajar menyampaikan pembelajaran pada
peserta didik, tetapi peroses pembelajaran yang dilaksanakan guru harus
dibarengi dengan penciptaan kondisi kelas yang kondusif, untuk itu guru perlu
mencermati berbagai hal dalam pelaksanaan manajemen kelas khususnya di SD
PELAKSANAAN MANAJEMEN KELAS DI SEKOLAH
DASAR
A.
MENCIPTAKAN DAN MEMELIHARA
LINGKUNGAN BELAJAR YANG KONDISIF
1.
Kelas
yang kondusif
Kelas
adalah lingkungan social bagi anak/siswa, dimana di dalam kelas terjadi proses
interaksi baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Di dalam kelas juga
terjadi kontak secara fisik di mana siswapun akan berhubungan dengan segala
fasilitas yang ada di dalam kelas. Oleh karena itu kelas harus di desain
sedemikian rupa sehingga kelas merupakan lingkungan yang menyenangkan bagi
siswa dalam tugas dan peranannya di dalam kelas sebagai peserta didik dan tugas
serta peranannya dalam perkembangan fisik maupun emosionalnya.
Oleh karena itu kelas harus memenuhi
syarat-syarat yang menggambarkan sebagai kelas baik dan menyenangkan :
a. Kelas
itu harus rapi, bersih, sehat dan tidak lembab
b.
Kelas harus memiliki atau memperpleh
sedikit cahaya yang meneranginya
c.
Sirkulasi uadara dari dalam dan luar
kelas harus cukup
d.
Perabot dalam keadaan baik, cukup
jumlahnya dan di tata dengan rapi
e.
Jumlah siswa tidak
melebihi 40 orang ( Adian, 2010)
2.
Kelas
Yang Nyaman
Dalam pelaksanaan proses pembelajar, perlu
diciptakan susasan kelas yang
kondusif untuk menunjang proses
pembelajaran yang adem dimana anak merasa senang berasa di dalam kelas selama
pembelajaran berlangsung.oleh Bustamin Ismail,(2010),mengatakan bahwa kelas
nyaman adalah:
a. Penataan
runag kelas, kelas menjadi terasa nyaman sebagai tempat untuk belajar dan
bermain bagi siswa bila ruangan kelas tertata dengan rapi. Penempatan setiap
fasilitas dalam kelas mengikuti asas
estetis ( keindahan ) dan asas safety ( keamanan )
b. Penataan
perabot kelas, kelas yang nyaman dimana perabot kelas yang dimiliki tidak mahal
akan tetapi perabot tersebut di tempatkan pada tempat yang tepat sehingga tidak
menganggu kegiatan belajar dan dari sisi kebersihan terjaga dengan baik, serta
tidak menimbulkan rasa tidak aman bagi siswa.( Bustamin Ismail,
2010)
Untuk
mengemnabngkan perencanaan sarana fisik dan perlengkapan kelas tergantung dari
empat factor pokok :
a. Aspek Fungsional
Di lihat dari kesesuain dengan
kebutuhan akan ruang, memperhatikan norma kenyamanan dari pandangan
arsitektur dan kaidah internasional, serta terhindar dari kebisingan dan kegiatan
yang membutuhkan ketenangan di sekitar kelas.
b. Aspek Konstruksi
Memiliki keterpenuhan
dan pemanfaatan bahan lokal yang berkualitas dan di tangani oleh pekerja lokal,
memenuhi tuntutan kekhasan bangunan lokal, dapat di padukan dengan bahan modern
dalam upaya memenuhi kebutuhan jangka panjang dan pemeliharaan yang murah serta
pemilihan metode konstruksi dan bahan yang tahan terhadap gangguan dan kerusakan alam.
c. Aspek Estetika
Memiliki kesesuian
dengan kebutuhan yang layak untuk kemanusiaan, terintegrasi secara visual
dengan masyarakatnya, menarik bagi peserta belajar dan masyarakat untuk
mengambil manfaat keberadaannya serta mempertimbangkan secara sempurna tuntutan
arsiktektur.
d.
Pembiayaan
Masih dalam batas pertimbangan kebutuhan
arsiktektur baik di liahat dari biaya per unit, biaya persatuan peserta
belajar.Fadli, (2010)
B.
MENCIPTAKAN
KELAS YANG KONDUSIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Seorang guru dalam menjalankan proses pembelajaran
harus memiliki pengetahuan /keterampilan, dalam menciptakan kondisi kelas yang kondisif artinya, kelas nyaman, aman,
tentram, indah, menarik dan menimbulkan rasa betah untuk berlama-lama tinggal
di dalam kelas.
Penciptaan
dan pemeliharaan kelas merupakan suatu tindakan pengelolaan kelas . Penciptaan dan
pemeliharaan kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku
siswa yang di inginkan, mengualang atau meniadakan tingkah laku yang tidak di
inginkan, dengan hubungan-hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang
positif serta mengembangkan dan mempermudah oerganisasi kelas yang efektif.
Pengelolaan kelas merupakan suatu tindakan yang menunjukkan
kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses pembelajaran. Dengan terciptanya kelas kondusif,
maka kegiatan belajar yang optimal dapat terwujud.( Massofa, 2010)
1.
Tujuan Penciptaan
Dan Pemeliharaan Kelas Yang Kondisif Di Sekolah Dasar
Tujuannya adalah :
a.
Agar semua siswa yang ada di dalam kelas
dapat belajar dengan optimal dan mengatur sarana pembelajaran serta
mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar
b.
Mengalokasikan kegiatan kelas agar
sesuai dengan kemampuan siswa
c.
Menciptakan suatu kegiatan pembelajaran
yang aktif
d.
Untuk menciptakan suasana kelas yang
bervariasi, termasuk suasana keakraban dan persahabatan
e.
Agar lingkungan kelas
dapat menjadi motivator dan pencipta inspirasi siswa. Andi Alamsyah, (2008)
2.
Tujuan
Untuk Siswa
a.
Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab
individu terhadap tingkah lakunya , serta sadar untuk mengendalikan dirinya.
b.
Membantu siswa agar mengerti akan arah
tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan
teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan
c.
Menimbulkan rasa kewajiban diri dalam tugas
serta bertingkah laku wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.
3.
Tujuan
Untuk Guru
a.
Mengembangkan
pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah –
langkah proses belajar mengajar secara efektif
b.
Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan
siswa dan mengembangkan kompetensinya dalam memberikan pengarahan yang jelas
kepada siswa.
c.
Member respon secara efektif terhadap
tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau ringan serta
memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi dan yang dapat di
gunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebihan atau
terus menerus melawan di kelas (Zainon
AS, 2009).
C. PENCIPTAAN SOSIO – EMOSIONAL DI
KELAS
Kelas
adalah merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran yang diwarnai oleh
berbagai perilaku murid ada yang berperilaku positif ada pula yang berperilaku
negativf. Perilaku murid yang positif di dalam kelas seperti, mengikuti prosess
pembelajaran dengan baik, memberikan respon psikologos yang positif. Bentuk
perilaku murid yang positif di dalam kelas, guru harus memberikan penguatan
berupa perhatian sehingga perilaku ini mudah dimunculkan bahkan bisa menjadi
kebiasaan ketika murid tersebut berada di dalam kelas.
Perilaku
yang negatif biasanya ditemukan dalam hasi proses observasi seperti: melanggar
disiplin kelas, mengorol, membuat gaduh kelas,memngganggu temannya, membuat
sensasi, responsif (menjawab hal-hal yang tidak perlu), peilaku yang negatif
ini guru harus berupayan untuk menghentuikannya, dengan cara manusiawi dan
bersifat eduakatif karena hal seperti ini akan mengganggu jalannya proses
pembelajaran di kelas dan akan berdampak pada pencapaian tujuan pembelajaran
Guru
dalam menghadapi perilaku yang negatif
di kelas harus responsif untuk segera menghentikannya, sehingga guru harus
memilki kestabilan emosi,dan menunjukkan sikap perhatian dan persahabatan
kepada murid, guru berusaha bertindak adil dan menciptakan suatu kondisi yang
menyebabkan murid menyadari kesalannya dan ada dorongan untuk memperbaiki
kesalahan tersebut. Disinalah tercermin kemampuan keprofesionalan guru selaku
pendidik.
Syaiful
Sagala, (2008), menjelaskan bahwa guru-guru dalam melaksanakan pengelolaan
kelas berkaitan dengan penciptaan kondisi sosio emosional yang kondusif, juga
beruasaha melakukan pembinaan “raport”, artinya ia berusaha dengan
sungguh-sungguh mengadakan pembinaan yang baik dengan siswa dalam kelas saat
pelaksanaan PBM
Guru
menggunakan berbagai pendekatan, pada saat guru ingin membina tingkah laku yang
dikehendaki, yaitu tingkah laku yang positif maka digunakan pendekatan
perunagahan tingkah laku, dengan cara memberikan penguatan (reinforcemen) yang bersifat positif, sedangkan untuk menghilangkan
atau menghentikan tingkah laku yang tidak diinginkan digunakan peringatan, jika
tidak memadai maka digunakan sanksi sesuai dengan kaidah-kaidah pendidikan.
Dengan peringatan dan sanksi ini maka murid diharapkan tidak lagi melakukan
pelanggaran.dan memberkan efek jera kepada murid yang bersifat edukatif dan
bukan berupa siksa fisik.
Untuk
menciptakan kondisi sosio emosional di kelas, berbagai factor yang menjadi
perhatian antara lain :
a.
Kondisi kelas yang variatif membutuhkan yang
membutuhkan perhatian guru yang focus.
b. Guru harus memiliki kecerdasan emosi,
ketarampian dan pengetahuan untuk mengenal dan menangani setiap penyimpangan
perilaku peserta didik
c.
Menguasai berbagai pendekatan pada saat
guru ingin membina tingkah laku yang diinginkan
d.
Mnciptakan suasana hangat, gembita,
mengembangkan hubungan interpersonal yang harmonis antara guru dengan murid di
kelas.
e.
Melbatkan seluruh murid di kelas untuk
mengikuti proses pembelajaran, dengan member perhatian dan bimbingan kepada secara
merata pada semua murid dalam kegiatan pembelajaran, seperti kegiatan kerja
kelompok, ataupun kegiatan individual.
f.
Memperhatiak situasi dan kondisi dimana
pembelajaran berlangsung.
g. Mengetahui tingkat pertumbuhan dan
perkembangan, serta latar belakang kehidupan social ekonomi anak.
D.
MENCIPTAKAN
IKLIM KELAS YANG DEMOKRATIS
Menciptakan
iklim kelas yang demokratis sangat membantu guru-guru dalam menjalankan proses
pembelajaran yang efektif dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang
optimal. Iklim kelas dapat dipandang sebagai sebuah karakteristik yang
mencirikan suatu kelas tertentu, yang membedakan antara kelas yang satu dengan
yang lainnya yang mempengaruhi perilaku guru dan murid terhadap suasana belajar
di kelas.
Iklim
belajar yang nyaman dan menyenangkan di kelas merupakan suasana yang sangat
penting karena, dapat menjadikan iklim yang
sehat dimana guru dapat dengan leluasa menjalankan tugasnya selaku pendidik dan
murid lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas. Iklim
kelas yang diciptakan guru ini memungkinkan untuk mengembangkan potensi murid
untuk belajar lebih dinamis cenderung bersikap demokratis.
Sikap
demokratis ini tercermin dari upaya guru dalam mengembangkan rasa saling
percaya, saling menghargai, member kesempatan kepada setiap murid untuk
terlibat langsung dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan
kemampuannya yang disertai dengan suasan yang harmonis Oleh Rudolf Dreikurs
dalam Saiful Sagala, sangat menekankan pentingnya suasan kelas yang demokratis,
dimana siswa diajar untuk bertanggung jawab, siswa diperlakukan sebagai manusia
yang mampu, berharga, adanya saling menghargai dan mempercayai. Dengan kondisi
seperti ini memungkinkan anak merasa aman, tenang, merasa dihargai, sehingga respon
psikologi pada saat guru mengajar bisa lebih tinggi.yang pada akhirnya proses
pembelajaran dapat berjalan secara sitematis dan bermutu,sehingga tujuan
pembelajaran tercapai secara optimal.
Untuk menciptakan kondisi kelas yang
demokrati oleh guru perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Peserta didik adalah merupakan makhluk social
yang membutuhkan bantuan, bimbingan arahan, tuntunan, pembinaan dari guru.
b.
Mengetahui dan mengenal krakteristik peserta didiknya.
c.
Menghargai dan member respon psikologis
terhadap setiap kegiatan yang dilakukan di dalam kegiatan pembelajaran.
d.
Bersipat tulus dihadapan murid menerima dan
menghargai murid sebagai manusia, memahami murid dari sudut pandang sendiri
(empaty)
E.
KEGIATAN
GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN
Kegiatan
pengelolaan pembelajaran guru adalah merupakan bagian dari pelaksanaan
manajemen kelas di SD, oleh H Martinis Yamin, (2009) bahwa: pengelolaan
pembelajaran dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang dimaksud adalah
meliputi seluruh komponen pembelajaran yang meliputi: pengelolaan tempat
belajar /ruang kelas, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, dan
pengelolaan strategi dan evaluasi pembelajaran
1.
Konsep
Dasar Pembelajaran
Untuk mempermudah memahami temtang
pengelolaan pembelajaran maka para guru perlu dibekali tentang pengetahuan
tentang konsep dasar pembelajaran itu sendiri, yaitu tentang apa itu
prmbelajaran, dan komponen-komponen tentang pembelajaran. Selanjutnya akan
dikemukakan berbagai pengetian tentang pembelajaran, serta komponen-komponen
yang mempengaruhi pembelajaran.
a.
Pengertian
Pembelajaran
Syaiful
Sagala, (2005) pembelajaran ialah membelajarkan sisiwa
dengan menggunakan azas-azas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didikatau murid.
Corey
dalam Syaiful Sagala (2005), pembelajaran adalah
suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan subset khusus dari pendidikan
H
Martinis Yamin, (2009), pengertian pembelajaran yang
berkaitan dengan sekolah, ialah; “kemampuan dalam mengelola secara operasional
dan efisien terhadap komponen-komponen yang tambahterhadap komponen tersebut
menurut norma standar yang berlaku”
2.
Komponen-Komponen
Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pembelajaran
Guru
dalam melaksanakan tugasnya harus mengetahui dan mengaplikasikan berbagai
komponen yang berpengaruh dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas
a.
Komponen peserta didik.
Kita
sama mengetahui bahwa, anak yang berada di dalam kelas memiliki latar belakang
kehidupan social yang berbeda, tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang
bervariasi antara anak yang satu dengan yang lainnya.
b.
Komponen Pendidik (guru)
Guru
adalah pendidik yang memiliki latar belakang kualifikasi pendidikan dan
pengalaman kerja yang bervariasi, latar belakang kondisi social ekonomi, memiliki
tanggung jawab dan motivasi kerja, komitmen terhadap tugasnya, kreatif dan
inovatif
c.
Komponen Krikulum
Kurikulum
mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh prose pendidikan.Kurikulum mengarahkan
segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Kurikulum sekolah adalah merupakan instrument strategis untuk pengembangan
kualitas sumber daya manusia baik jangka panjang maupun jangka pendek.Muhammad
Joko Susilo,(2007)
d.
Komponen Sarana dan Prasarana
Pendidikan.
Sarana
dan prasarana pendidikan sangat menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di
sekolah, adapun sarana dan prasarana pendidikan meliputi alat peraga (media),
alat praktikum, laboratorium, perpustakaan, ruang keterampilan,ruang guru, dan
ruang serbaguna
e.
Komponen Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan yang harus
dilaksanakan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran, kegiatan
pengelolaan kelas ini meliputi, penempatan murid di kelas, menata ruang kelas menjadi indah, menanamkan
tatatertib kelas untuk dilaksanakan bersama, mencegah dan mengatasi setiap
masalah penyimpangan tingkah laku yang terjadi di kelas.
f.
Komponen Pengelolaan Pembelajaran
Guru
mengelola pembelajaran secara efektif adalah upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran
secara optimal, pengelolaan pembelajaran ini meliputi: keterampilan guru
memilih model dan metode pembelajaran yang tepat, mengembangkan media
pembelajaran, mengembangkan materi ajar, menetapkan strategi pembelajaran,
membuat alat evaluasi yang tepat berdasarkan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik yang akan di ajar
3.
Pengaturan
Lingkungan Fisik Kelas
Pengaturan
lingkungan fisik kelas sangat berkorelasi dengan pelaksanaan prose pembelajaran
yang dilaksanakan guru. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh guru untuk
mengatur lingkungan kelas antara lain :
a. Lingkungan
fisik kelas harus bersih dan sehat;
b. Kelas
adalah tempat anak menghabiskan sebagian besar kegiatan belajar mengajar
c. Kelas
sedapat mungkin harus merupakan suatu tempat yang indah dan menyenangkan
d. Guru
harus membagi dan membuat tanggung jawab latar belakang fisik iyu menjadi milik
siswa yang ada di kelas, tidak hanya milik guru
e. Banyak
hal yang harusdi pertimbangkan mengorganisasikan lingkungan fisik kelas
f.
Lingkungan fisik kelas
harus mengandung unsur kesehatan, misalnya sikulasi udara dan cahaya yang
memadai (Unsyiah,
2010)
III. RANGKUMAN
Pelaksanaan manajemen kelas di SD adalah
merupakan aktivitas yang harus dilakukan
guru untuk menunjang pelaksanaan proses pembelajaran yangefektif dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran secra optimal. Kegiatan inti dalam peleksanaan
manajemen kelas di SD oleh guru harus
trampil menciptakan kondisi belajar yang kondusif, menciptakan sosioemosional kelas,
menciptakan iklim kelas yang demokratis dan kegiatan guru mengelola
pembelajaran.
IV. LEMBAR TUGAS
Diskusikan
dengan rekan-rekan anda masalah yang ada di bawah ini :
1.
Jelaskan bagaimana guru menciptakan
kondisi kelas yang optimal
2.
Jelaskan dengan singkat apa yang
dimaksud dengan:
a.
Kelas yang kondusif
b.
Sosioemosional kelas
c.
Iklim kelas yang demokratis
3.
Jelaskan secara rinci bagaimana pengaruh
kelas kondisif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal
4.
Jelaskan keterkaitan antara
sosioemosional guru dalam menangani penyimpangan tingkah laku murid di kelas.
5.
Jelaskan secara rinci tentang kegiatan
guru dalam mengelola pembelajaran.
GURU DAN DISIPLIN KELAS DI SEKOLAH DASAR
I.
DESKRIPSI
Materi
ini akan memberikan gambaran dan pemahaman tentang bagimana guru memahami
fungsi guru dalam menegakkan disiplin kelas, kegiatan guru mendisiplinkan
kelasnya merupakan salah penentu keberhasilan dalam pencapaian tujuan
pembelajaran, mengingat situasi kelas SD yang kondisin kelasnya tidak
menentu sehingga disiplin perlu
diterapkan dan dibudayakan dalam kegiatan pembelajaran . kedisiplinan adalah
merupakan rahasia, tujauan dari disiplin adalah membentuk perilaku anak yang
sesuai dengan peran yang ditentukan oleh kelompok sosialnya
II.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Sebagaimana
diketahui bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memelihara
disiplin kelas yang memungkinkan terciptanya kondisi pembelajaran adalah
membantu murid dalam mencapai tujuan pembelajaran. Setelah anda mempelajari
materi ini anda dapat memahami dan mengaplikasikan disiplin pada diri anda
selaku calon pendidik.
III. URAIAN MATERI
GURU DAN DISIPLIN KELAS
A.
Peranan Guru
Melaksanakan Disiplin Kelas
Fungsi Guru dewasa ini adalah , mengajar
untuk mencapai tujuan pendidikan. Sehingga dalam sistem sekolah sekarang
ini, masalah pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan tenaga pengajar perlu
mendapat perhatian yang serius. Bagaimanapun baiknya kurikulum, administrasi, fasilitas perlengkapan pembelajaran, kalau tidak diimbangi dengan kedisiplinan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
guru-gurunya tidak akan terjadi peningkatan yang diharapkan. Oleh karena itu,
peningkatan mutu tenaga-tenaga pengajar untuk membina tenaga-tenaga guru yang
profesional adalah unsur yang penting bagi pembaruan pendidikan.
Efektivitas dan efisiensi belajar
individu di sekolah sangat bergantung kepada peran guru. Abin Syamsuddin (2003)
mengemukakan bahwa dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang
ideal seyogyanya dapat berperan sebagai :
1.
Konservator (pemelihara) sistem nilai yang
merupakan sumber norma kedewasaan;
2.
Inovator
(pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan;
3. Transmitor
(penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik;
4.
Transformator
(penterjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya dan
perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik;
5. Organisator
(penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan,
baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun
secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya).
Sedangkan
dalam pengertian pendidikan yang terbatas, Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner,
mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup
:
a. Guru sebagai perencana (planner) yang
harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar
(pre-teaching problems).;
b. Guru sebagai pelaksana (organizer),
yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan
mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia
bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan
yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses
berlangsung (during teaching problems).
c. Guru sebagai penilai (evaluator)
yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan
pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran,
berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya
maupun kualifikasi produknya.
Selanjutnya,
dalam konteks proses belajar mengajar di Indonesia, Abin Syamsuddin menambahkan
satu peran lagi yaitu sebagai pembimbing (teacher counsel), di mana guru
dituntut untuk mampu mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami
kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam
batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).
Di
lain pihak, Moh. Surya (1997) mengemukakan tentang peranan guru di sekolah,
keluarga dan masyarakat. Di sekolah, guru berperan sebagai perancang
pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran peserta didik,
pengarah pembelajaran dan pembimbing peserta didik. Sedangkan dalam keluarga,
guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga (family educator).
Sementara itu di masyarakat, guru berperan sebagai pembina masyarakat (social
developer), penemu masyarakat (social inovator), dan agen masyarakat
(social agent).
Sementara
itu, Doyle sebagaimana dikutip oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukan dua peran
utama guru dalam pembelajaran yaitu menciptakan keteraturan (establishing
order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating learning).
Yang dimaksud keteraturan di sini mencakup hal-hal yang terkait langsung atau
tidak langsung dengan proses pembelajaran, seperti : tata letak tempat duduk,
disiplin peserta didik di kelas, interaksi peserta didik dengan sesamanya,
interaksi peserta didik dengan guru, jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata
pelajaran, pengelolaan sumber belajar, pengelolaan bahan belajar, prosedur dan
sistem yang mendukung proses pembelajaran, lingkungan belajar, dan lain-lain.
Sejalan dengan tantangan kehidupan global,
peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks,
sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan
penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus harus lebih dinamis dan
kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik. Guru di masa mendatang
tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap
berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi
dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang
yang lebih pandai di tengah-tengah peserta didiknya.
Jika guru tidak memahami mekanisme
dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara
profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari
peserta didik, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan
profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif.
Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya
secara terus menerus. Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian
guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran yang dilaksanakannya, sehingga
dengan dukungan hasil penelitiaan guru tidak terjebak pada praktek pengajaran
yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namum kenyataannya justru mematikan
kreativitas para peserta didiknya. Begitu juga, dengan dukungan hasil
penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pengajaran yang
bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.Akhmad Sudradjat, (2008)
online
Kata disiplin berasal dari bahasa latin
"disciplina" yang menunjuk kepada bclajar dan mengajar. Kata ini
bcrasosiasi- sangat clckat clcngan istilah "disciple" yang bcrarti
mengikuti orang bclajar dibawah pengawasan seorang pimpinan. Di dalam
pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tctapi
tcrbcntuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban,
ada Juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Di antara kedua
istilah tersebut terlebih dahulu terbentuk pengertian ketertiban, baru kemudian
pengertian disiplin Suharsimi, (1993)
Ketertiban
menunjuk pada kepatuhan sesearang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib
karena didarong atau disebabkan aleh sesuatu yang datang dari luar. Disiplin
atau siasat mcnunjuk pada kcpatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau
tata tertib karena didorong o1eh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya .
disiplin ke1as adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang di dalamnya
tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan (Dirjen
PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996: 10)
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan
dengan pcngendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin
merupakan sikap mental. Disiplin pada hakikatnya adalah pernyataan sikap mental
dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan,
yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama
B.
TINDAKAN UNTUK MEMENUHI TATANAN
NILAI
Adapun tuntutan nilai yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Nilai-nilai keagamaan atau nilai-nilai
kepercayaan
Nilai ini diyakini kebenarannya sehingga
melahirkan tingkah laku disiplin yang penuh ketulusan untuk melaksanakannya.
Contoh: kewajiban sholat lima waktu dan puasa selama satu bulan pada bulan
Romadhon bagi umat Islam; tidak melakukan aktivitas apapun kecuali berdoa
selama satu hari pada hari Raya Nyepi bagi umat Hindu, dan
sebagainya,menjlanakan ibadah kebaktian setiap minggu, menjalankan ibadah Natal
bagi umat kristiani
2. Nilai-nilai tradisional
Nilai-nilai
ini melahirkan tingkah laku pantangan
yang kebanyakan tidak masuk akal dan
mengandung misteri. Contoh: pantangan makan kaki ayam kalau tulisannya ingin baik;
pantangan menduduki bantal; sialnya angka 13; pantangan menanarn bunga
Baugenvill di depan rumah bagi yang memiliki anak gadis, pantangan duduk di
pintu bagi orang hamil dan sebagainya.
3. Nilai-nilai kekuasaan
Nilai ini bersumber dari penguasa yang
melahirkan perilaku disiplin demi terlaksananya tata kepemimpinan menurut
kehendak penguasa. Nilai ini biasanya diikuti sanksi bagi yang tidak
melaksanakannya. Contoh: harus membayar upeti; harus jongkok bila penguasa
datang, harus memanggil Puang ata karaeng dan sebagainya.
4.
Nilai-nilai
subjektif
Pengakuan
dari nilai ini berdasarkan penilaian pribadi yang melahirkan perilaku yang egosentrik., Contoh: menurut penedapat
saya hal ini tidaik benar karena Kiai tidak mengatakannya; katanya hal tersebut
dilarang karena Pak Lebe menyatakan hal seperti itu, dan sebagainya.
5.
Nilai-nilai rasional
Nilai yang memberi penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan
tindak-tanduk disiplin tertcntu untuk mcncapai tujuan tertentu. Contoh: jika
ingin berhasil dengan baik dalam sckolah maka harus rajin belajar; jika ingin
selamat maka semua pengguna jalan harus mentaati peraturan lalu lintas, dan
sehagainya,
Hubungan
antara disiplin sekolah atau kelas, maka
perilaku yang diharapkan adalah perilaku
yang mencerminkan kepatuhan dari berbagai
nilai yang disepakati oleh semua pihak siswa, guru, dan karyawannya yang
tertuang dalam tata tertib sekolah/kelas.
Disiplin kelas merupakan hal esensial dalam
pencapaian perilaku tidak menyimpang
dari ketertiban kelas. Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin hendaknya
memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kcmanusiaann
dan demokrasi berfungsi sebagai petunjuk dan pencgah bagi para guru dalam
mengambil kebijakan yang berhuhungan dengan disiplin. Oleh karena itu,
pendekatan disiplin yang dilakukan guru di SD harus:
a.
Menggambarkan
prinsip-prinsip pedagogik dan hubungan
kemanusiaan;
b.
Mengembangkan
dan membentuk profesionalisme personel dan sosial lulusan;
c.
Merefleksikan tumbuhnya kepcrcayaan dan
kontrol dari peserta didik;
d.
Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi,
baik dikalangan guru dan peserta didik tanpa ada kecurigaan clan ke-cemasan;
e.
Menghindari perasaan beban berat dan
rasa terpaksa dikalangan para pescrta didik.
f.
Tidak
membeda-bedakan peserta didiknya dengan latar belakang tertentu
i.
Ikhlas dan sadar yang dijadikan pundasi
dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik
Disiplin mencakup setiap macam pengaruh
yang ditujukan untuk membantu peserta didik. Memahami dan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, mebantu peserta didik menyelesaikan tuntunan terhadap
lingkungannya. Disiplin muncul karena adanya kebutuhan untuk mengadakan
keseimbangan antara apa yang dilakukan oleh individu dengan individu yang lain,
pemenuhan keseimbangan tersebut disesuaikan dengan kemampuan yang dimilikinya
tanpa melanggar hak orang lain dank ode etik yang berlaku.
Dengan disiplin diharapkan para peserta
didik bersedia untuk melaksanakan atuaran tertentu dan menghindari larangan
tanpa ada paksaan, untuk terwujudnya disiplin tersebut perlu adanya kesadaran
untuk menerima dan melaksanakannya demi kepentingan bersama dan terpeliharanya
kepentingan dan kelancaran tugas sekolah
Dengan
adanya disiplin maka peserta
didik dapat belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat
bagi dirinya dan lingkungannya. Dengan pembiasaan tersebut maka akan tumbuh jiwa
tentram dalam diri peserta didik,guru, personil sekolah dan masyarakat sekitar.
Menegakkan disiplin bukan untuk mengurangi kebebasan peserta didik justru sebaliknya, ingin memberikan kebebasan
yang lebih besar kepada peserta didik dalam batas-batas kemampuannya. Akan
tetapi, perlu disadari bahwa kalau
kebebasan peserta didik terlampau
dikurangi, dikekang dengan peraturan maka peserta didik akan berontak dan mengalami frustasi dan
kecemasan.Di sekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta
didik yang dikehendaki agar pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.
D
GURU DAN DISIPLIN KELAS
Disiplin dapat dikatakan sebagai alat
pendidikan bagi anak, sebab hanya dengan disiplin anak dapat membentuk sikap
teratur dan mentaati norma, aturan yang ada, untuk itu disiplin harus
dibudayakan pada peserta didik sejak usia dini.
Disiplin
berkaitan juga dengan motivasi, karena dengan disiplin anak terdorong untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tertentu
Disiplin pula diartikan sebagai control
karena dalam penerapan disiplin banyak berpegang pada aturan-aturan untuk
menilai perilaku anak.
Dalam tindakan control ini akan dilihat
apakah perilaku anak sesuai dengan
pedoman, aturan yang ditetapkan
penanaman disiplin anak dilatih untuk
mengontrol diri dalam berperilaku agar sesuai aturan-aturan yang telah
ditetapkan. Dengan adanya latihan menjadikan timbulnya disiplin diri sendiri
Inti dari disiplin bagi peserta didik bertujuan jangka pendek dari disipli adalah
membuat anak supaya terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan bentuk-bentuk
tingkah laku yang pantas atau tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka
sedang tujuan jangka panjang dari disiplin adalah untuk perkembangan dan
pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri (self control and self direction) yaitu dalam hal mana anak dapat
mengarahkan
Masih ada sebagian guru yang kurang menyadari bahwa peserta didik
memiliki hak- hak tertentu di dalam lingkung an sekolah. Hak-hak tersebut
semuanya diatur dan diperkuat oleh peraturan dan kelaziman atau tradisi yang
dipelihara oleh lingkungan sekolah dan masyarakat. Masyarakat: orang tua, wali
murid, kelompok kemasyarakatan sering membawa sejumlah kasus pelanggaran
terhadap hak-hak peserta didik ke sekolah, ke Persatuan Orang Tua Siswa, atau
ke Pengadilan. Beberapa hak siswa yang penting dan yang perlu dijamin adalah
(1),hak menyelesaikanpendidikan sebaikbaiknya, (2) hak persamaan kedudukan
atau kebebasan dari diskriminasi dalam kelompok, (3) hak berekspresi secara
pribadi, (4) hak keleluasaan pribadi, dan (5) hak menyelesaikan (studi) secara
cepat (Me Neil dan Wiler, 1990).
Mengingat
banyaknya kebutuhan yang berfariasi para peserta didik. guru perlu
mpertimhangkan dalam menentukan program disiplin kelas yang relevan dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan, sesuai
dengan kemampuan peserta didik, latar
belakang sosio-ekonomi peserta didik . Dalam beberapa kelas tingkat perhatian peserta
didik tidak sepenting seperti kelas lainnya,
tetapi di lain kelas, terutama pada kelompok kelas yang berkemampuan rendah,
guru dapat memperbaiki pola disiplin lebih baik, cermat, dan seksama. Sebagai
contoh peserta didik yang datang dari keluarga berkarakter yang pola disiplinya
bertempramen kasar', maka kondisi seperti itu akan terbawa ke ruang kelas.
Tidak sedikit guru yang mengalami problem disiplin ketika peserta
didik gagal melihat keterkaitan pelaksanaan antara materi yang disajikan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Dalam
menegakkan seperangkat ketentuan disiplin kelas, guru perlu mengkomunikasikan
bagaimana peserta didik seyogianya bertingkah Iaku dan apa yang akan terjadi
bila peserta didik berkelakuan lain. beberapa
problema yang akan mengganggu disiplin seyogyanya dapat diperkirakan sejak
dini. Contoh dari problema tersebut
adalah peserta didik yang suka melawan: Terhadap hal tersebut, apakah guru
membiarkan perilaku peserta didik yang
keluar dari ketentuan yang diharapkan. Tentu saja tidak, oleh karcna itubila terjadi hal seperti itu maka tindnkan
preventif segera dapat diterapkan.
Keberadaan guru di kelas tidak hanya bertugas
menyampaikan pembelajaran
kepada peserta didik, letapi kondisi personal disiplin para guru itu sendiri
di kelas perlu ditampilkan agar peserta didik mengikuti pembelajaran di kelas
A.
DISIPLIN
KELAS DAN PEMBELAJARAN
Sikap
Kepemimpinan Guru dalam Melaksanakan Disiplin Kelas
Guru wajib mengadakan pendekatan yang
positif tentang disiplin yang berbasis manusiawi dalam arti bahwa guru harus
memperhatikan tingkah laku dan latar belakang peserta didik yang berbeda di
kelas,uasaha ini dilakukan dalam rangka pencapaian disiplin kelas dalam
pembelajaran untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan
Untuk menjalankan disiplin kelas dalam
rangka pembelajaran maka, guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Membuat suatu rencana yang sistematis
untuk menjaga kelas yang teratur dan berhasil sepanjang hari dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Menjaga agar papan tulis selalu bersih
b.
Menjaga penampilan guru supaya tetap
bersih dan rapi
c.
Menjaga kerapihan buku-buku dan
perlengkapan pembelajaran
d.
Menagtur kursi murid diakhir
pembelajaran
e.
Mengecek kehadiran murid diakhir
pembelajaran
f.
Menjaga
kebersihan ruang kelas
2.
Merancang strategi mengumpulkan dan
membagi pembelajaran kapada murid secra
teratur berupa :
a.
Paper tugas kelompok, hasil ujian
b.
Buku pegangan yang digunakan dalam kelas
c.
Perlengkapan pembelajaran
3.
Membuat perlengkapan administrasi kelas
tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran
4.
Merancang situasi kelas dengan ventilasi
yang memadai
5.
Menjaga hubungan insani dalam kelas guna
menciptakan hubungan yang efektif diantara murid-murid untuk menjaga munculnya
masalah disiplin kelompok sehingga tercipta suasana pembelajaran yang efektif
6.
Mengawasi kelas dengan teliti untuk menghindari
terjadinya masalah peribadi dan guru mampu mengatasi masalah tersebut
Ada beberapa teknik yang dapat membantu
guru dalam memelihara disiplin kelas guna tercapainya pembelajaran yang optimal
antara lain :
a.
Guru harus memulai pembelajaran tepat
waktu, dan pembelajaran tidak dimulai bila situasi kelas masih gaduh
b. Guru
harus merespon setiap tugas yang diberikan kepada murid dan mengembalikan
hasilnya kepada murid
c. Murid yang berprestasi dalam
pembelajaran harus diberi penguatan moral berupa pujian, pengakuan di depan
kelas
d. Tidak memberikan ancaman kepada murid
yang dapat menganggu konsentrasi belajar murid
e. Guru harus tegas dalam menjalankan
aturan dalam kelas yang telah disepakati bersama
f. Guru harus mengontrol dan menjaga
suaranya
g. Hindari adanya murid yang diberi
perlakuan istimewa dalam kelas
h. Hindari makan minum di depan murid pada
saat peroses pembelajaran karena dapat menurunkan citra guru dimata murid
B. PENGATURAN TATATERTIB KELAS
Disiplin
adalah merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan sedini mungkin pada
diri murid, sekolah adalah merupakan wadah untuk melatih murid berdisiplin
sebagai lanjutan dari pendidikan orang tua yang diberikan pada murid
sebelumnya. Dengan disiplin berupa aturan dan tata tertib yang diterapkan di
kelas dapat menjadikan murid untuk mengikuti pembelajaran dengan baik dan
teratur maka murid akan terbiasa dengan disiplin dan pada akhirnya disiplin
akan dijadikan tradisi dalam hidupnya dimanapun murid tersebut berada.
Kelas
yang sehat bila kelas tersebut mempunyai aturan dan tata tertib, yang harus
selalu dicontohkan oleh gurunya setiap saat agar murid dapat melaksanakannya
secara terus menerus. Peraturan dan tatatertib merupakan alat untuk mengatur
perilaku yang diharapkan dari murid
Peraturan
mrujuk pada standar yang sifatnya umum yang harus dipatuhi oleh murid, misalnya
: murid harus mendengarkan dengan baik apa yang dioerintahkan oleh gurunya,
menulis jawaban pertanyaan guru jika guru telah memerintahkannya, memberi
jawaban jika guru menunjuknya
Tata
tertib menunjuk pada standar untuk aktivitas khusus misal, murid harus
berpakaian seragam ke sekolah, mengikuti upacara bendera, peminjaman buku
perpustakaan.
Kegiatan
pembelajaran bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana yang hanya berlangsung sesaat, tetapi secara
keseluruhan kegiatan pembelajaran terdiri dari beberapa kompnen antara lain :
a.
Guru harus membauat rancangan
pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajara
b.
Menetapkan materi ajar
c.
Memilih model dan metode pembelajaran
yang tepat
d.
Memilih media yang tepat sesusi dengan
mata pelajaran yang akan diajarkan
e.
Menyusun alat evaluasi pembelajaran
C.
RUMUSAN
TATA TERTIB
1.
Masuk Sekolah
a.
Murid harus datang ke sekolah 10 menit
sebelum pelajaran dimulai
b.
Menaruh tas dan perlengkapan lainnya di
laci meja masing-masing kemudian keluar kelas
c.
Murid yang mendapat giliran jaga piket
harus datang lebih awal
d.
Murid yang sering terlambat harus diberi
hukuman yang bersifat edukatif
e.
Murid yang tidak masuk keas harus
mengirim surat kepada guru dan murid yang tidak hadir tanpa pember tahuan harus
ditegur
f.
Kehadiran guru di sekolah/kelas harus
mendahului murid, sehingga menyambut kedatangan murid-murinya
2.
Masuk
Kelas
a.
Murid segera berbaris di depan kelas
ketika bel berbunyi
b.
Ketua kelas menyiapkan barisan
c.
Murid masuk kelas dengan tertib dan
duduk di bangku masing-masing
d.
Guru memeriksa kerapihan, kebersihan dan
kesehatan murid satu persatu yaitu: kebersihan kuku, kerpian rambut, kerapian
baju dan sepatu
3.
Dalam
Kelas
a.
Berdoa bersama dipipin leh salah satu
murid
b.
Memberi salam pada guru dan pelajaran
dimulai
c.
Guru mengabsen muridnya untuk mengetahui
murid yang tidak hadir dan penyebab
ketidak hadirannya
d.
Guru memberi motivasi, nasehat, tugas
pekerjaan rumah dan sebagainya
e. Murid
keluar kelas dengan tertib, ketika istirahat atau pada waktu pulang
Masalah disiplin adalah merupakan
indikasi penyimpangan perilaku dikalangan murid-murid misalnya: malas ke
sekolah, membuat keributan, suka berkelahi, dikatakan sebagai perilaku yang
menyimpang karena terjadi pelanggaran nilai, norma dan ketentuan yang berlaku, baik
yang ditetapkan oleh sekolah maupu yang ditetapkan oleh guru sendiri.
Munculnya perilaku yang menyimpang disebabkan
oleh dua faktor yaitu :
1. Faktor Internal
Yaitu faktor yang bersumber dari daam diri
peserta didik yang disebabkan karena inpilikasi perkembangannya sendiri,
misalnya: kebutuhan yang tidak terpuaskan, haus kasih sayang dari ke dua orang
tuanya, kurang cerdas, dan sebagainya
2. Faktor Eksternal
Faktor
yang bersumber dari luar diri murid, seperti : pelajaran yang sulit difahami,
cara guru mengajar tidak efektif, situasi kelas yang tidak nyaman dan
sebagainya. Untuk mengatasi perilaku yang menyimpang guru hendaknya mawas diri,
meningkatkan konsep pemahaman diri.
D.
PEMENUHAN
HAK DAN KEBUTUHAN MURID DALAM DISIPLIN KELEAS
Banyak
guru baru kurang menyadari bahwa peserta didik memiliki hak- hak tertentu di
dalam lingkung an sekolah. Hak-hak tersebut semuanya diatur dan diperkuat oleh
peraturan dan kelaziman atau tradisi yang dipelihara oleh lingkungan sekolah
dan masyarakat. Masyarakat: orang tua, wali murid, kelompok kemasyarakatan
sering membawa sejumlah kasus pelanggaran terhadap hak-hak para siswa ke
sekolah, ke Persatuan Orang Tua Siswa, atau ke Pengadilan. Beberapa hak siswa
yang penting dan yang perlu dijamin adalah (1),hak menyelesaikan pendidikan
sebaik-baiknya, (2) hak persamaan kedudukan atau kebebasan dari diskriminasi
dalam kelompok, (3) hak berekspresi secara pribadi, (4) hak keleluasaan
pribadi, dan (5) hak menyelesaikan (studi) secara cepat (Me Neil dan Wiler, 1990).
Hak tersebut adalah merupakan hak yang
bersifat umum yang dimiliki oleh murid, sehubungan dengan hal terseut guru
harus mampu menerapkan praktek disiplin yang bersumber dari aturan sekolah atau
yang bersumber dari aturan-aturan yang bersumber darihukum yang telah dijadikan
landasan disiplin pada sekolah tersebut, sehubungan dengan hal tersebut perlu
ada garis sinkronisasi antara disiplin yang seharusnya ditegakkan dengan
mempertimbangkan peraturan yang dibuat.
Kebutuhan
murid adalah merupakan factor yang relevan dalam menentukan berbagai macam
disiplin kelas misalnya, anak yang membuthkan perhatian khusus dari guru karena
lamban berfikir dalam belajar, anak yang kurang dalam pembelajaran tertentu dan
sebagainya, masalah hak dan kebutuhan tersebut akan terlihat bagaimana guru
memenuhinya agar tidak terjadi pelanggaran disiplin misalnya anak yang sukar
belajar matematika jika tidak diperhatikan oleh gurunya maka ia akan membuat
gaduh kelas mengganggu teman sebangkunya
Mengingat banyaknya kebutuhan murid yang
bervariasi antara murid yang satu dengan yang lainnya guru perlu
mempertimbangkan untuk menentukan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan murid yang diajar dan latar
belakang social ekonomi. Guru harus lebih cerdas mempertimbangkan antara
hubungan disiplin dengan motivasi individu setiap murid dengan program disiplin
yang dibuat. Untuk menegakkan seperangkat ketentuan disiplin sekolah guru harus
mengkomunikasikan bagaimana agar murid dapat bertingkah laku baik berdasar
norma yang telah ditetapkan di sekolah.jika ada murid yang melanggar disiplin
misalnya murid yang selalu melawan, murid yang sering berkelahi, murid yang
sering mengganggu temannya, dan lain sebagainya, jika terjadi hal seperti itu
maka guru akan segera mengambil tindakan preventif
Sehubungan
dengan hal tersebut, parallel dengan apa yang dikemukakan oleh Wiles(1990), perlu dihayati oleh para guru
antara lain:
1.
Menunjukkan
perilaku siswa yang diharapkan dimasa depan
2.
Mendengarkan
ketika para siswa menceritakan tentang
kepedulian mereka
3.
Mengetahui
sedapat mungkin dan seawall mungkin nama-nama para siswa
4.
Tersenyum,
bersahabat dan menjalin hubungan harmonis penuh respek
5.
Mengetahui
krakter (sifat,watak) dan latar belakang para siswa
6.
Bila
mungkin alihkan pelanggaran-pelanggaran kecil
7.
Mencoba
menghindari bentuk-bentuk hukuman secara kelompok
8.
Menciptakan
disiplin kelas sebagai tujuan utama
E.
SUMBER PELANGGARAN DISIPLIN KELAS
Suatu asumsi menyatakan
bahwa: semua tingkah laku individu adalah merupakan upaya untuk mencapai tujuan
yaitu pemenuhan kebutuhan, pengenalan kebutuhan murid dengan baik merupakan
andil yang besar untuk mengendalikan disiplin sebagaimana Maslow menggambarkan
teori “hirarchi kebutuhan manusia” yang digambarkan dalam bentuk
pramida kebutuhan manusia sebagai berikut : secara berurutan manusia
menghendaki tercapainya semua kebutuhan tersebut yang diperoleh dengan cara
wajar, umum sesuai dipenuhi melalui cara-cara yang sudah biasa dalam masyarakat
maka akan terjadi ketidak seimbangan pada diri individu, dan yang bersangkutan
akan berusaha untuk mencapainya dengan cara-cara lain yang sering kurang
diterima oleh masyarakat. Dengan logika seperti itu mungkin pelanggaran
disiplin sekolah bersumber pada lingkungan sekolah yang tidak member pemenuhan
terhadap semua kebutuhan peserta didik khususnya, hal tersebut diakibatkan
karena:
1.
Tipe kepemimpinan guru yang otoriter
yang memaksakan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan peserta didik,
perlakuan seperti itu mngakibatkan murid pura-pura patuh, apatis atau
sebaliknya, hal tersebut menjadikan murid agresif, murid memberontak terhadap
perlakuan yang tidak manusiawi
2.
Pengebirian akan hak-hak kelompok atau
individu peserta didik, perlakuan tersebut akan menjadikan frustrasi bagi
peserta didik, pada hal disisi lain murid berhakuntuk turut menentukan rencana
masa depannya dibawah bimbingan guru.
3.
Guru kurang memperhatikan kelompok
minoritas baik yang ada dibawah maupun yang ada di atas rerata dalam berbagai
aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan sekolah.
4.
Guru kurang melibatkan dan mengikut
sertakan peserta didik bertanggung jawab terhadap kemajuan sekolah/kelas sesuai
dengan kemampuannya.
5.
Guru kurang memperhatikan latar belakang
kehidupan peserta didik dalam keluarga ke dalam subsistem kehidupan sekolah.
6.
Guru kurang mengadakan kerjasama dengan
orang tua peserta didik dan saling melepas tanggung jawab
Sehubungan dengan itu,ada beberapa hal
yang menyebabkan terjadinya masalah yang dapat mengganggu disiplin kelas antara
lain. Factor-faktor tersebut dapat diklasisifikasikan kedalam tiga kategori
umum yaitu: masalah-masalah yang ditimbulkan guru, siswa dan lingkungan Hollingsworth,
Hoover, (1991 )
F.
MASALAH-MASALAH YANG DIAKIBATKAN GURU
Pribadi
seorang guru sangat menentukan terciptanya suasana disiplin kelas yang efektif,
sehingga guru perlu memperhatikan berbagai hal yang dapat memicu terjadinya
gangguan disiplin kelas antara lain :
1.
Aktivitas yang kurang tepat untuk saat
tertentu
2.
Kata-kata atau sindiran tajam yang
menimbulkan rasa malu peserta didik
3.
Ketidak cocokan antara kata dan perbuatan
antara teori dan praktek
4.
Kurang
memahami kondisi perkembangan peserta didik
5.
Kurangnya human relation antara guru dengan
peserta didik yang mengakibat adanya
jurang pemisah antara guru dengan pesera didik
IV.
RANGKUMAN
Menjalankan disiplin kelas di SD
adalah merupakan kunci sukses guru dalam menjalankan pembelajaran di kelas,
bagimana peran guru dalam disiplin kelas ketika guru menjalankan pembelajaran
di kelas,guru mengaplikasikan tetatertib kelas yang harus dilaksanakan peserta
didik,mulai peserta didik itu masuk sekolah, masuk kelas, dalam kelas,
bagaimana guru memahami terjadinya penyimpangan perilaku peserta didik yang
diakibatkan oleh factor ekteren dan factor interen peserta didik,bagaimana guru
memenuhi hak peserta didik, sumber terjadinya pelanggaran disiplin apakah itu
bersumber dari guru maupun yang bersumber dari peserta didik
.
V.
LEMBAR TUGAS
1.
Jelaskan
peran guru dalam menjalankan disiplin kelas
2.
Tuliskan
2 peran guru dalam menjalankan disiplin kelas
3.
Jelaskan
secara rinci hubungan antara disiplin kelas dengan pengajaran
4.
Diskusikan
dengan kelompok anda materi tersebut di atas,
5.
Buatkan
perfektif jurnal
Langganan:
Postingan (Atom)