Kamis, 19 Juli 2012

GURU DAN DISIPLIN KELAS DI SEKOLAH DASAR


I.             DESKRIPSI
Materi ini akan memberikan gambaran dan pemahaman tentang bagimana guru memahami fungsi guru dalam menegakkan disiplin kelas, kegiatan guru mendisiplinkan kelasnya merupakan salah penentu keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran, mengingat situasi kelas SD yang kondisin kelasnya tidak menentu  sehingga disiplin perlu diterapkan dan dibudayakan dalam kegiatan pembelajaran . kedisiplinan adalah merupakan rahasia, tujauan dari disiplin adalah membentuk perilaku anak yang sesuai dengan peran yang ditentukan oleh kelompok sosialnya

II.          TUJUAN PEMBELAJARAN
Sebagaimana diketahui bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memelihara disiplin kelas yang memungkinkan terciptanya kondisi pembelajaran adalah membantu murid dalam mencapai tujuan pembelajaran. Setelah anda mempelajari materi ini anda dapat memahami dan mengaplikasikan disiplin pada diri anda selaku calon pendidik.


III.         URAIAN MATERI
GURU DAN DISIPLIN KELAS

A.    Peranan Guru Melaksanakan Disiplin Kelas
Fungsi Guru dewasa ini adalah , mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Sehingga dalam sistem sekolah sekarang ini, masalah pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan tenaga pengajar perlu mendapat perhatian yang serius. Bagaimanapun baiknya kurikulum, administrasi,  fasilitas perlengkapan  pembelajaran,  kalau tidak diimbangi dengan kedisiplinan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan  guru-gurunya tidak akan terjadi peningkatan  yang diharapkan. Oleh karena itu, peningkatan mutu tenaga-tenaga pengajar untuk membina tenaga-tenaga guru yang profesional adalah unsur yang penting bagi pembaruan  pendidikan.

 Efektivitas dan efisiensi belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada peran guru. Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan bahwa dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai :

1.     Konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan;
2.     Inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan;
3.     Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik;
4.    Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik;
5. Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya).

Sedangkan dalam pengertian pendidikan yang terbatas, Abin Syamsuddin dengan  mengutip pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup :
a.      Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).;
b.    Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems).
c.    Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.

                                    Selanjutnya, dalam konteks proses belajar mengajar di Indonesia, Abin Syamsuddin menambahkan satu peran lagi yaitu sebagai pembimbing (teacher counsel), di mana guru dituntut untuk mampu mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).

                            Di lain pihak, Moh. Surya (1997) mengemukakan tentang peranan guru di sekolah, keluarga dan masyarakat. Di sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran peserta didik, pengarah pembelajaran dan pembimbing peserta didik. Sedangkan dalam keluarga, guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga (family educator). Sementara itu di masyarakat, guru berperan sebagai pembina masyarakat (social developer), penemu masyarakat (social inovator), dan agen masyarakat (social agent).

                                             Sementara itu, Doyle sebagaimana dikutip oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukan dua peran utama guru dalam pembelajaran yaitu menciptakan keteraturan (establishing order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating learning). Yang dimaksud keteraturan di sini mencakup hal-hal yang terkait langsung atau tidak langsung dengan proses pembelajaran, seperti : tata letak tempat duduk, disiplin peserta didik di kelas, interaksi peserta didik dengan sesamanya, interaksi peserta didik dengan guru, jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran, pengelolaan sumber belajar, pengelolaan bahan belajar, prosedur dan sistem yang mendukung proses pembelajaran, lingkungan belajar, dan lain-lain.

                                               Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah peserta didiknya.

                                            Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari peserta didik, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitiaan guru tidak terjebak pada praktek pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namum kenyataannya justru mematikan kreativitas para peserta didiknya. Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pengajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.Akhmad Sudradjat, (2008) online
                                        Kata disiplin berasal dari bahasa latin "disciplina" yang menunjuk kepada bclajar dan mengajar. Kata ini bcrasosiasi- sangat clckat clcngan istilah "dis­ciple" yang bcrarti mengikuti orang bclajar dibawah pengawasan seorang pimpinan. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tctapi tcrbcntuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada Juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Di antara kedua istilah tersebut terlebih dahulu terbentuk pengertian ketertiban, baru kemudian pengertian disiplin Suharsimi, (1993)
                                    Ketertiban menunjuk pada kepatuhan sesearang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didarong atau disebabkan aleh sesuatu yang datang dari luar. Disiplin atau siasat mcnunjuk pada kcpatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong o1eh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya . disiplin ke1as adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996: 10)
     Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pcngendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan sikap mental. Disiplin pada hakikatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama 

B.        TINDAKAN UNTUK MEMENUHI TATANAN NILAI
                          Adapun tuntutan nilai yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.       Nilai-nilai keagamaan atau nilai-nilai kepercayaan
       Nilai ini diyakini kebenarannya sehingga melahirkan tingkah laku disiplin yang penuh ketulusan untuk melaksanakannya. Contoh: kewajiban sholat lima waktu dan puasa selama satu bulan pada bulan Romadhon bagi umat Islam; tidak melakukan aktivitas apapun kecuali berdoa selama satu hari pada hari Raya Nyepi bagi umat Hindu, dan sebagainya,menjlanakan ibadah kebaktian setiap minggu, menjalankan ibadah Natal bagi umat kristiani
2.      Nilai-nilai tradisional
         Nilai-nilai ini melahirkan tingkah laku  pantangan yang kebanyakan tidak  masuk akal dan mengandung misteri. Contoh: pantangan makan kaki ayam kalau tulisannya ingin baik; pantangan menduduki bantal; sialnya angka 13; pantangan menanarn bunga Baugenvill di depan rumah bagi yang memiliki anak gadis, pantangan duduk di pintu bagi orang hamil  dan sebagainya.

3.      Nilai-nilai kekuasaan
       Nilai ini bersumber dari penguasa yang melahirkan perilaku  disiplin demi   terlaksananya tata kepemimpinan menurut kehendak penguasa. Nilai ini biasanya diikuti sanksi bagi yang tidak melaksanakannya. Contoh: harus membayar upeti; harus jongkok bila penguasa datang, harus memanggil Puang ata karaeng dan sebagainya.

4.         Nilai-nilai subjektif
       Pengakuan dari nilai ini berdasarkan penilaian pribadi yang melahirkan perilaku  yang egosentrik., Contoh: menurut penedapat saya hal ini tidaik benar karena Kiai tidak mengatakannya; katanya hal tersebut dilarang karena Pak Lebe menyatakan hal seperti itu, dan sebagainya.

5.         Nilai-nilai rasional
      Nilai yang memberi penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan tindak-tanduk disiplin tertcntu untuk mcncapai tujuan tertentu. Contoh: jika ingin berhasil dengan baik dalam sckolah maka harus rajin belajar; jika ingin selamat maka semua pengguna jalan harus mentaati peraturan lalu lintas, dan sehagainya,
         Hubungan antara  disiplin sekolah atau kelas, maka perilaku  yang diharapkan adalah perilaku  yang mencerminkan kepatuhan dari berbagai nilai yang disepakati oleh semua pihak siswa, guru, dan karyawannya yang tertuang dalam tata tertib sekolah/kelas.
                    Disiplin kelas merupakan hal esensial dalam pencapaian  perilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas. Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kcmanusiaann dan demokrasi berfungsi sebagai petunjuk dan pencgah bagi para guru dalam mengambil kebijakan yang berhuhungan dengan disiplin. Oleh karena itu, pendekatan disiplin yang dilakukan guru di SD harus:
a.           Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogik  dan hubungan kemanusiaan;
b.          Mengembangkan dan membentuk profesionalisme personel dan sosial  lulusan;
c.              Merefleksikan tumbuhnya kepcrcayaan dan kontrol dari peserta didik;
d.         Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan peserta didik tanpa ada kecurigaan clan ke-cemasan;
e.          Menghindari perasaan beban berat dan rasa terpaksa dikalangan para pescrta didik.
f.            Tidak membeda-bedakan peserta didiknya dengan latar belakang tertentu
                                                                 i.               Ikhlas dan sadar yang dijadikan pundasi dalam menjalankan tugasnya sebagai    pendidik

Disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk membantu peserta didik. Memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mebantu peserta didik menyelesaikan tuntunan terhadap lingkungannya. Disiplin muncul karena adanya kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan antara apa yang dilakukan oleh individu dengan individu yang lain, pemenuhan keseimbangan tersebut disesuaikan dengan kemampuan yang dimilikinya tanpa melanggar hak orang lain dank ode etik yang berlaku.
Dengan disiplin diharapkan para peserta didik bersedia untuk melaksanakan atuaran tertentu dan menghindari larangan tanpa ada paksaan, untuk terwujudnya disiplin tersebut perlu adanya kesadaran untuk menerima dan melaksanakannya demi kepentingan bersama dan terpeliharanya kepentingan dan kelancaran tugas sekolah
Dengan  adanya disiplin maka  peserta didik dapat belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Dengan  pembiasaan tersebut maka akan tumbuh jiwa tentram dalam diri peserta didik,guru, personil sekolah dan masyarakat sekitar.
Menegakkan disiplin bukan  untuk mengurangi kebebasan peserta didik  justru sebaliknya, ingin memberikan kebebasan yang lebih besar kepada peserta didik dalam batas-batas kemampuannya. Akan tetapi, perlu disadari bahwa  kalau kebebasan peserta didik  terlampau dikurangi, dikekang dengan peraturan maka peserta didik  akan berontak dan mengalami frustasi dan kecemasan.Di sekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang dikehendaki agar pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.

D    GURU DAN DISIPLIN KELAS
              Disiplin dapat dikatakan sebagai alat pendidikan bagi anak, sebab hanya dengan disiplin anak dapat membentuk sikap teratur dan mentaati norma, aturan yang ada, untuk itu disiplin harus dibudayakan pada peserta didik sejak usia dini.
Disiplin berkaitan juga dengan motivasi, karena dengan disiplin anak terdorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu
                        Disiplin pula diartikan sebagai control karena dalam penerapan disiplin banyak berpegang pada aturan-aturan untuk menilai perilaku anak.
                        Dalam tindakan control ini akan dilihat apakah perilaku anak sesuai dengan  pedoman, aturan yang ditetapkan
                        penanaman disiplin anak dilatih untuk mengontrol diri dalam berperilaku agar sesuai aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dengan adanya latihan menjadikan timbulnya disiplin diri sendiri
 Inti dari disiplin bagi peserta didik  bertujuan jangka pendek dari disipli adalah membuat anak supaya terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas atau tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka sedang tujuan jangka panjang dari disiplin adalah untuk perkembangan dan pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri (self control and self direction) yaitu dalam hal mana anak dapat mengarahkan
            Masih ada sebagian  guru yang kurang menyadari bahwa peserta didik memiliki hak- hak tertentu di dalam lingkung an sekolah. Hak-hak tersebut semuanya diatur dan diperkuat oleh peraturan dan kelaziman atau tradisi yang dipelihara oleh lingkungan sekolah dan masyarakat. Masyarakat: orang tua, wali murid, kelompok kemasyarakatan sering membawa sejumlah kasus pelanggaran terhadap hak-hak peserta didik ke sekolah, ke Persatuan Orang Tua Siswa, atau ke Pengadilan. Beberapa hak siswa yang penting dan yang perlu dijamin adalah (1),hak menyelesaikanpendidikan sebaik­baiknya, (2) hak persamaan kedudukan atau kebebasan dari diskriminasi dalam kelompok, (3) hak berekspresi secara pribadi, (4) hak keleluasaan pribadi, dan (5) hak menyelesaikan (studi) secara cepat (Me Neil dan Wiler, 1990).
  Mengingat banyaknya kebutuhan yang berfariasi para peserta didik. guru perlu mpertimhangkan dalam menentukan program disiplin kelas yang relevan dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan, sesuai dengan kemampuan peserta  didik, latar belakang sosio-ekonomi peserta didik . Dalam beberapa kelas tingkat perhatian peserta didik  tidak sepenting seperti kelas lainnya, tetapi di lain kelas, terutama pada kelompok kelas yang berkemampuan rendah, guru dapat memperbaiki pola disiplin lebih baik, cermat, dan seksama. Sebagai contoh peserta didik yang datang dari keluarga berkarakter yang pola disiplinya bertempramen kasar', maka kondisi seperti itu akan terbawa ke ruang kelas. Tidak sedikit  guru yang  mengalami problem disiplin ketika peserta didik gagal melihat keterkaitan pelaksanaan antara materi yang disajikan tingkat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
 Dalam menegakkan seperangkat ketentuan disiplin kelas, guru perlu mengkomunikasikan bagaimana peserta didik seyogianya bertingkah Iaku dan apa yang akan terjadi bila peserta didik  berkelakuan lain. beberapa problema yang akan mengganggu disiplin seyogyanya dapat diperkirakan sejak dini. Contoh dari problema tersebut adalah peserta didik yang suka melawan: Terhadap hal tersebut, apakah guru membiarkan perilaku peserta didik  yang keluar dari ketentuan yang diharapkan. Tentu saja tidak, oleh karcna itubila  terjadi hal seperti itu maka tindnkan preventif segera dapat diterapkan.
Keberadaan guru di kelas tidak hanya bertugas menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik, letapi kondisi personal disiplin para guru itu sendiri di kelas perlu ditampilkan agar peserta didik mengikuti pembelajaran di kelas
A.    DISIPLIN KELAS DAN PEMBELAJARAN
                                    Sikap Kepemimpinan Guru dalam Melaksanakan Disiplin Kelas
                Guru wajib mengadakan pendekatan yang positif tentang disiplin yang berbasis manusiawi dalam arti bahwa guru harus memperhatikan tingkah laku dan latar belakang peserta didik yang berbeda di kelas,uasaha ini dilakukan dalam rangka pencapaian disiplin kelas dalam pembelajaran untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan
                 Untuk menjalankan disiplin kelas dalam rangka pembelajaran maka, guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1.      Membuat suatu rencana yang sistematis untuk menjaga kelas yang teratur dan berhasil sepanjang hari dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.          Menjaga agar papan tulis selalu bersih
b.         Menjaga penampilan guru supaya tetap bersih dan rapi
c.          Menjaga kerapihan buku-buku dan perlengkapan pembelajaran
d.         Menagtur kursi murid diakhir pembelajaran
e.          Mengecek kehadiran murid diakhir pembelajaran
f.           Menjaga kebersihan ruang kelas

2.            Merancang strategi mengumpulkan dan membagi pembelajaran kapada  murid secra teratur berupa :
a.             Paper tugas kelompok, hasil ujian
b.            Buku pegangan yang digunakan dalam kelas
c.             Perlengkapan pembelajaran

3.            Membuat perlengkapan administrasi kelas tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran
4.            Merancang situasi kelas dengan ventilasi yang memadai
5.            Menjaga hubungan insani dalam kelas guna menciptakan hubungan yang efektif diantara murid-murid untuk menjaga munculnya masalah disiplin kelompok sehingga tercipta suasana pembelajaran yang efektif
6.            Mengawasi  kelas dengan teliti untuk menghindari terjadinya masalah peribadi dan guru mampu mengatasi masalah tersebut
             Ada beberapa teknik yang dapat membantu guru dalam memelihara disiplin kelas guna tercapainya pembelajaran yang optimal antara lain :
a.                Guru harus memulai pembelajaran tepat waktu, dan pembelajaran tidak dimulai bila situasi kelas masih gaduh
b.        Guru harus merespon setiap tugas yang diberikan kepada murid dan mengembalikan hasilnya kepada murid
c.         Murid yang berprestasi dalam pembelajaran harus diberi penguatan moral berupa pujian, pengakuan di depan kelas
d.       Tidak memberikan ancaman kepada murid yang dapat menganggu konsentrasi belajar murid
e.         Guru harus tegas dalam menjalankan aturan dalam kelas yang telah disepakati bersama
f.          Guru harus mengontrol dan menjaga suaranya
g.         Hindari adanya murid yang diberi perlakuan istimewa dalam kelas
h.         Hindari makan minum di depan murid pada saat peroses pembelajaran karena dapat menurunkan citra guru dimata murid

B.     PENGATURAN TATATERTIB KELAS
Disiplin adalah merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan sedini mungkin pada diri murid, sekolah adalah merupakan wadah untuk melatih murid berdisiplin sebagai lanjutan dari pendidikan orang tua yang diberikan pada murid sebelumnya. Dengan disiplin berupa aturan dan tata tertib yang diterapkan di kelas dapat menjadikan murid untuk mengikuti pembelajaran dengan baik dan teratur maka murid akan terbiasa dengan disiplin dan pada akhirnya disiplin akan dijadikan tradisi dalam hidupnya dimanapun murid tersebut berada.
Kelas yang sehat bila kelas tersebut mempunyai aturan dan tata tertib, yang harus selalu dicontohkan oleh gurunya setiap saat agar murid dapat melaksanakannya secara terus menerus. Peraturan dan tatatertib merupakan alat untuk mengatur perilaku yang diharapkan dari murid
Peraturan mrujuk pada standar yang sifatnya umum yang harus dipatuhi oleh murid, misalnya : murid harus mendengarkan dengan baik apa yang dioerintahkan oleh gurunya, menulis jawaban pertanyaan guru jika guru telah memerintahkannya, memberi jawaban jika guru menunjuknya
Tata tertib menunjuk pada standar untuk aktivitas khusus misal, murid harus berpakaian seragam ke sekolah, mengikuti upacara bendera, peminjaman buku perpustakaan.
Kegiatan pembelajaran bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana  yang hanya berlangsung sesaat, tetapi secara keseluruhan kegiatan pembelajaran terdiri dari beberapa kompnen antara lain :
a.          Guru harus membauat rancangan pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajara
b.         Menetapkan materi ajar
c.          Memilih model dan metode pembelajaran yang tepat
d.         Memilih media yang tepat sesusi dengan mata pelajaran yang akan diajarkan
e.          Menyusun alat evaluasi pembelajaran

C.          RUMUSAN TATA TERTIB
1.          Masuk Sekolah
a.          Murid harus datang ke sekolah 10 menit sebelum pelajaran dimulai
b.          Menaruh tas dan perlengkapan lainnya di laci meja masing-masing kemudian keluar kelas
c.          Murid yang mendapat giliran jaga piket harus datang lebih awal
d.          Murid yang sering terlambat harus diberi hukuman yang bersifat edukatif
e.          Murid yang tidak masuk keas harus mengirim surat kepada guru dan murid yang tidak hadir tanpa pember tahuan harus ditegur
f.           Kehadiran guru di sekolah/kelas harus mendahului murid, sehingga menyambut kedatangan murid-murinya

2.         Masuk Kelas
a.             Murid segera berbaris di depan kelas ketika bel berbunyi
b.             Ketua kelas menyiapkan barisan
c.             Murid masuk kelas dengan tertib dan duduk di bangku masing-masing
d.             Guru memeriksa kerapihan, kebersihan dan kesehatan murid satu persatu yaitu: kebersihan kuku, kerpian rambut, kerapian baju dan sepatu

3.         Dalam Kelas
a.          Berdoa bersama dipipin leh salah satu murid
b.          Memberi salam pada guru dan pelajaran dimulai
c.          Guru mengabsen muridnya untuk mengetahui murid yang     tidak hadir dan penyebab ketidak hadirannya
d.          Guru memberi motivasi, nasehat, tugas pekerjaan rumah dan sebagainya
e.       Murid keluar kelas dengan tertib, ketika istirahat atau pada waktu pulang
       Masalah disiplin adalah merupakan indikasi penyimpangan perilaku dikalangan murid-murid misalnya: malas ke sekolah, membuat keributan, suka berkelahi, dikatakan sebagai perilaku yang menyimpang karena terjadi pelanggaran nilai, norma dan ketentuan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh sekolah maupu yang ditetapkan oleh guru sendiri.
                                                 Munculnya perilaku yang menyimpang disebabkan oleh dua faktor yaitu :


1.        Faktor Internal
 Yaitu faktor yang bersumber dari daam diri peserta didik yang disebabkan karena inpilikasi perkembangannya sendiri, misalnya: kebutuhan yang tidak terpuaskan, haus kasih sayang dari ke dua orang tuanya, kurang cerdas, dan sebagainya

2.        Faktor Eksternal
                                 Faktor yang bersumber dari luar diri murid, seperti : pelajaran yang sulit difahami, cara guru mengajar tidak efektif, situasi kelas yang tidak nyaman dan sebagainya. Untuk mengatasi perilaku yang menyimpang guru hendaknya mawas diri, meningkatkan konsep pemahaman diri.

D.       PEMENUHAN HAK DAN KEBUTUHAN MURID DALAM DISIPLIN KELEAS
               Banyak guru baru kurang menyadari bahwa peserta didik memiliki hak- hak tertentu di dalam lingkung an sekolah. Hak-hak tersebut semuanya diatur dan diperkuat oleh peraturan dan kelaziman atau tradisi yang dipelihara oleh lingkungan sekolah dan masyarakat. Masyarakat: orang tua, wali murid, kelompok kemasyarakatan sering membawa sejumlah kasus pelanggaran terhadap hak-hak para siswa ke sekolah, ke Persatuan Orang Tua Siswa, atau ke Pengadilan. Beberapa hak siswa yang penting dan yang perlu dijamin adalah (1),hak menyelesaikan pendidikan sebaik-­baiknya, (2) hak persamaan kedudukan atau kebebasan dari diskriminasi dalam kelompok, (3) hak berekspresi secara pribadi, (4) hak keleluasaan pribadi, dan (5) hak menyelesaikan (studi) secara cepat (Me Neil dan Wiler, 1990).
                Hak tersebut adalah merupakan hak yang bersifat umum yang dimiliki oleh murid, sehubungan dengan hal terseut guru harus mampu menerapkan praktek disiplin yang bersumber dari aturan sekolah atau yang bersumber dari aturan-aturan yang bersumber darihukum yang telah dijadikan landasan disiplin pada sekolah tersebut, sehubungan dengan hal tersebut perlu ada garis sinkronisasi antara disiplin yang seharusnya ditegakkan dengan mempertimbangkan peraturan yang dibuat.
Kebutuhan murid adalah merupakan factor yang relevan dalam menentukan berbagai macam disiplin kelas misalnya, anak yang membuthkan perhatian khusus dari guru karena lamban berfikir dalam belajar, anak yang kurang dalam pembelajaran tertentu dan sebagainya, masalah hak dan kebutuhan tersebut akan terlihat bagaimana guru memenuhinya agar tidak terjadi pelanggaran disiplin misalnya anak yang sukar belajar matematika jika tidak diperhatikan oleh gurunya maka ia akan membuat gaduh kelas mengganggu teman sebangkunya
  Mengingat banyaknya kebutuhan murid yang bervariasi antara murid yang satu dengan yang lainnya guru perlu mempertimbangkan untuk menentukan  tingkat pertumbuhan dan perkembangan murid yang diajar dan latar belakang social ekonomi. Guru harus lebih cerdas mempertimbangkan antara hubungan disiplin dengan motivasi individu setiap murid dengan program disiplin yang dibuat. Untuk menegakkan seperangkat ketentuan disiplin sekolah guru harus mengkomunikasikan bagaimana agar murid dapat bertingkah laku baik berdasar norma yang telah ditetapkan di sekolah.jika ada murid yang melanggar disiplin misalnya murid yang selalu melawan, murid yang sering berkelahi, murid yang sering mengganggu temannya, dan lain sebagainya, jika terjadi hal seperti itu maka guru akan segera mengambil tindakan preventif
Sehubungan dengan hal tersebut, parallel dengan apa yang dikemukakan oleh  Wiles(1990), perlu dihayati oleh para guru antara lain:
1.         Menunjukkan perilaku siswa yang diharapkan dimasa depan
2.         Mendengarkan ketika para siswa menceritakan tentang   kepedulian mereka
3.         Mengetahui sedapat mungkin dan seawall mungkin nama-nama para siswa
4.         Tersenyum, bersahabat dan menjalin hubungan harmonis penuh respek
5.         Mengetahui krakter (sifat,watak) dan latar belakang para siswa
6.         Bila mungkin alihkan pelanggaran-pelanggaran kecil
7.         Mencoba menghindari bentuk-bentuk hukuman secara kelompok
8.         Menciptakan disiplin kelas sebagai tujuan utama



E.             SUMBER PELANGGARAN DISIPLIN KELAS
Suatu asumsi menyatakan bahwa: semua tingkah laku individu adalah merupakan upaya untuk mencapai tujuan yaitu pemenuhan kebutuhan, pengenalan kebutuhan murid dengan baik merupakan andil yang besar untuk mengendalikan disiplin sebagaimana Maslow menggambarkan teori “hirarchi kebutuhan manusia” yang digambarkan dalam bentuk pramida kebutuhan manusia sebagai berikut : secara berurutan manusia menghendaki tercapainya semua kebutuhan tersebut yang diperoleh dengan cara wajar, umum sesuai dipenuhi melalui cara-cara yang sudah biasa dalam masyarakat maka akan terjadi ketidak seimbangan pada diri individu, dan yang bersangkutan akan berusaha untuk mencapainya dengan cara-cara lain yang sering kurang diterima oleh masyarakat. Dengan logika seperti itu mungkin pelanggaran disiplin sekolah bersumber pada lingkungan sekolah yang tidak member pemenuhan terhadap semua kebutuhan peserta didik khususnya, hal tersebut diakibatkan karena:
1.         Tipe kepemimpinan guru yang otoriter yang memaksakan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan peserta didik, perlakuan seperti itu mngakibatkan murid pura-pura patuh, apatis atau sebaliknya, hal tersebut menjadikan murid agresif, murid memberontak terhadap perlakuan yang tidak manusiawi
2.         Pengebirian akan hak-hak kelompok atau individu peserta didik, perlakuan tersebut akan menjadikan frustrasi bagi peserta didik, pada hal disisi lain murid berhakuntuk turut menentukan rencana masa depannya dibawah bimbingan guru.
3.         Guru kurang memperhatikan kelompok minoritas baik yang ada dibawah maupun yang ada di atas rerata dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan sekolah.
4.         Guru kurang melibatkan dan mengikut sertakan peserta didik bertanggung jawab terhadap kemajuan sekolah/kelas sesuai dengan kemampuannya.
5.         Guru kurang memperhatikan latar belakang kehidupan peserta didik dalam keluarga ke dalam subsistem kehidupan sekolah.
6.         Guru kurang mengadakan kerjasama dengan orang tua peserta didik dan saling melepas tanggung jawab
       Sehubungan dengan itu,ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya masalah yang dapat mengganggu disiplin kelas antara lain. Factor-faktor tersebut dapat diklasisifikasikan kedalam tiga kategori umum yaitu: masalah-masalah yang ditimbulkan guru, siswa dan lingkungan Hollingsworth, Hoover, (1991 )

F.        MASALAH-MASALAH   YANG   DIAKIBATKAN  GURU
Pribadi seorang guru sangat menentukan terciptanya suasana disiplin kelas yang efektif, sehingga guru perlu memperhatikan berbagai hal yang dapat memicu terjadinya gangguan disiplin kelas antara lain :
1.            Aktivitas yang kurang tepat untuk saat tertentu
2.            Kata-kata atau sindiran tajam yang menimbulkan rasa malu peserta    didik
3.          Ketidak cocokan antara kata dan perbuatan antara teori dan praktek
4.            Kurang memahami kondisi perkembangan peserta didik
5.          Kurangnya human relation antara guru dengan peserta didik yang   mengakibat adanya jurang pemisah antara guru dengan pesera didik

IV.          RANGKUMAN
                           Menjalankan disiplin kelas di SD adalah merupakan kunci sukses guru dalam menjalankan pembelajaran di kelas, bagimana peran guru dalam disiplin kelas ketika guru menjalankan pembelajaran di kelas,guru mengaplikasikan tetatertib kelas yang harus dilaksanakan peserta didik,mulai peserta didik itu masuk sekolah, masuk kelas, dalam kelas, bagaimana guru memahami terjadinya penyimpangan perilaku peserta didik yang diakibatkan oleh factor ekteren dan factor interen peserta didik,bagaimana guru memenuhi hak peserta didik, sumber terjadinya pelanggaran disiplin apakah itu bersumber dari guru maupun yang bersumber dari peserta didik
.
V.                   LEMBAR TUGAS
1.         Jelaskan peran guru dalam menjalankan disiplin kelas
2.         Tuliskan 2 peran guru dalam menjalankan disiplin kelas
3.         Jelaskan secara rinci hubungan antara disiplin kelas dengan pengajaran
4.         Diskusikan dengan kelompok anda materi tersebut di atas,
5.         Buatkan perfektif jurnal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar